Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang melanda berbagai wilayah di Indonesia pada hari ini, Senin (13/10/2025). Sejumlah daerah diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat yang disertai petir, sementara di wilayah lain suhu panas maksimum diperkirakan mencapai 35 derajat Celsius.
Prakirawan BMKG, Zen Putri, dalam keterangannya menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas ringan berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Sumatera, seperti Banda Aceh, Medan, Padang, Tanjung Pinang, Jambi, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung. Kondisi serupa juga diperkirakan terjadi di beberapa kota besar di Jawa, yaitu Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta.
Masyarakat diimbau lebih waspada di wilayah yang berpotensi mengalami hujan disertai petir, khususnya di Pangkal Pinang, Pontianak, Tanjung Selor, Palangkaraya, dan Banjarmasin. Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang berpotensi terjadi di Mamuju.
Peringatan Dini Hujan Lebat dan Angin Kencang
BMKG secara khusus telah mengeluarkan peringatan dini dengan level Waspada untuk potensi hujan sedang hingga lebat di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sementara itu, Provinsi Bengkulu berada dalam level Siaga yang mengindikasikan potensi hujan lebat hingga sangat lebat.
Peringatan dini jangka pendek untuk hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang juga aktif di sebagian wilayah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Papua.
Ancaman Suhu Panas di Sejumlah Kota
Di sisi lain, ancaman cuaca panas dengan suhu maksimum yang dapat mencapai 32 hingga 35 derajat Celsius perlu diwaspadai, terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan. Kota-kota yang berpotensi mengalami suhu panas menyengat antara lain Serang, Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
BMKG mengingatkan bahwa cuaca terik di tengah musim peralihan ini dapat meningkatkan risiko dehidrasi serta potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di area yang rentan.
Kondisi cuaca yang fluktuatif ini dipengaruhi oleh fenomena gelombang atmosfer dan suhu muka laut yang hangat, yang meningkatkan pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Masyarakat diimbau untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG dan waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor di wilayah yang diguyur hujan lebat.